Jumat, 30 Oktober 2020

30th Day: How Do I Feel When I Write

Menulis buat gue, salah satu jalan untuk menyalurkan jalan pikiran gue yang seringkali terlalu berkelumit. Bisa membuat lega, menenangkan. Salah satu cara terapi diri sih. Pelarian juga kali ya.


Cukup membantu sih so far. Gue juga jadi bisa mengeksplor minat gue yang banyak tapi tak terarah. Bisa tau juga gue kalo nulis kurangnya gimana. Karena pas dibaca lagi kayak, oh, ini kurang di sini, kurang di situ, ini ga enak dibacanya, mendingan pake kata ini itu.


Jadinya minum air sambil menyelam.


Kalopun nggak nulis, biasanya gue mengalihkannya ke gambar, main bass, main sama si Buluk, ataupun scrolling timeline tanpa tujuan yang jelas.


Well, yang terakhir ini yang ga baik sih.

Kamis, 29 Oktober 2020

29th Day: Goals For The Future

Sejujurnya, gue bukanlah orang yang well-planned. Nggak terbiasa membuat rencana jangka panjang.


Tetapi, badai kehidupan telah memberikan pelajarannya. Gue harus belajar merencanakan sesuatu.


Belajar dari orang-orang di sekeliling gue, belajar dari pengalaman-pengalaman terdahulu, yang terjadi sama diri gue sendiri, ataupun ke orang-orang terdekat gue.


At least buat setahun kedepan, gue akan memfokuskan untuk merapikan keuangan gue. Mengencangkan ikat pinggang, mengatur prioritas, dan melakukan hal yang dari dulu belom berhasil gue lakukan--nabung.


Iyak, sekedar untuk nabung pun gue susah.


Dari memperbaiki yang dasar ini pun, akan menjadi langkah kecil gue untuk mempersiapkan hal-hal lainnya, mewujudkan mimpi-mimpi gue, dengan kemampuan gue sendiri.

Rabu, 28 Oktober 2020

28th Day: Write About Loving Someone

Loving is hard, I think

And pleasing at once


Kalian tahu seberapa memabukkannya cinta

Nalar dan logika seringkali tak lagi berjalan

Ketika seseorang sedang membicarakan

dan jatuh cinta kepada seseorang


Cinta itu baik adanya

Namun sulit untuk mempertahankannya


Sanggupkah kau mempertahankan hubunganmu hingga akhir?

Dengan ancaman badai kehidupan, kau tahu akan menerpa

Saling berkompromi, mengalahkan ego

Berdialog, berusaha mengerti satu sama lain


Berhasil menemukan yang benar-benar belahan jiwamu

Merupakan hal menurutku sangat luar biasa

Bukan soal lamanya hubungan telah berjalan

Namun bagaimana kualitas hubungan itu dijalankan


Hingga saat ini pun banyak akhirnya orang yang merasa

Bahwa kehidupan pernikahan bukanlah untuk dirinya


Bukannya takut mencoba

Namun hanya takut menyia-nyiakan waktu yang berharga

Serta beresiko melukai jiwa, pikiran, dan hati

Yang seharusnya dapat ia fokuskan untuk hal yang lebih penting menurutnya

Selasa, 27 Oktober 2020

27th Day: Someone Who Inspires Me

Untuk topik ini, I give my honour to this man.

Matteo Guerinoni

Chef, restaurant owner, pembalap, reporter kembaran Dave Grohl ini salah satu yang menjadi inspirasi gue buat mengembangkan diri.


WNI berdarah Italia ini sangat totalitas dalam menjalani hal-hal yang menarik baginya.


He loves food, he loves motorcycles, he loves racing, masters 4 languages and is good at public speaking.


Semua passion serta skill yang dia miliki, dapat ia sinergikan dengan sangat baik.


Il Matteo Di Gelato


Skill memasaknya kelas atas. Ia memiliki beberapa restoran dan kini fokus di Il Gelato Di Matteo.

Dipadu dengan kemampuan public speaking yang dimilikinya membuat ia berkesempatan menjadi juri di program Master Chef Indonesia Season 4.


Master Chef Indonesia Season 4


Kemampuan mengendarai motornya outstanding. Juara nasional di kelas supersport sebanyak 4 kali bukanlah keahlian yang main-main. Sejak 2006-2008 membela tim Suzuki Supersport, dan 2009-2012 membela tim Ducati Superbike.


Matteo and his Ducati


Tetapi, masa keemasannya harus berakhir di tahun 2010 karena digempur oleh pembalap-pembalap muda Indonesia yang tak kalah berbakat. Sebut saja Doni Tata, M. Fadli, dan Rafid Topan.

Lagi-lagi, dengan public speaking yang luar biasa dari Matteo membuat dia 8 tahun menjadi host program MotoGP di Trans 7, yang kemudian menjadi host di Fox Sport Asia sejak tahun 2017.


Matteo & Lucy, Host MotoGP Trans 7


Matteo & Valentino Rossi yang heran karena Matteo lancar berbahasa Indonesia


FYI, bahasa yang dikuasai setidaknya Bahasa Indonesia, English, Italiano, dan Español.


Disini terlihat ketika dia menyukai sesuatu, dia menekuninya dan mengeluarkan 110% kemampuannya untuk menjadi yang terbaik.


Yep, 110% adalah kata-kata khas miliknya yang sering ia ucapkan dalam channel Youtube-nya--MSGP.


Mengapa 110%? Menurut gue, 110% itu melambangkan bahwa dia bertekad melampaui kemampuannya sendiri. Berusaha melebihi pengetahuan dan kebiasaan yang dia miliki saat ini, sehingga akan terus berkembang setiap saat.

26th Day: Your School

Masa-masa gue bersekolah sebenernya cukup normal, biasa-biasa aja. Bukan murid yang paling pinter juga, bandel juga nggak seberapa.


Back to 2001.

Gue ketika SD itu berbeda 180 derajat dengan gue yang sekarang. Berubah total.

Ketika saatnya pembagian raport, komentar wali kelas tiap semester seringkali seragam.


“pendiem banget”. Btw ini raport kelas 4 SD.


Well, sekarang juga masih pendiem sih HAHA, tapi dulu bener-bener parah, at least sampe gue SMP.


Eniwei, pas masih SD itu gue juga langganan dirawat di rumah sakit karena DBD.


Waktu kelas 1 aja, di cawu 2 sama cawu 3, gue masing-masing nggak masuk 6 hari karena DBD. Oiya, 2001 itu sekolah gue masih pake cawu/caturwulan, belom semester. Gue kelas 2 baru pake semesteran.


Pas gue kelas 2 pun begitu, semester 2-nya juga sakit 3 hari karena DBD.


Gara-gara ini gue sempet bingung kenapa ada orang yang sampe meninggal gara-gara DBD.


Kalo ini jenis penyakit yang belom sembuh sampe sekarang.
Rapot kelas 1 SD.

Junior High School

Di sini gue mulai banyak berubah.


Mulai aktif, berani bicara depan umum, bahkan sempet jadi calon ketua OSIS.

Walaupun gagal jadi calon ketua OSIS, proker gue yang gue jagokan tetep dijalankan sama ketua OSIS yang menang; ekskul--ekstrakurikuler-- jurnalistik.



Di SMP gue terkenal banget sebagai anak fotografi dan anak band. Anjay.

Ini salah satu video yang selamat tak termakan zaman:

Masih cups.


Cuma ada 1 yang ga berubah, berat badan.

Berat badan gue sejak masuk sampe lulus SMP itu 68KG.


Alias, dulu gue gembrot.


Memasuki SMA

Imej gue berubah banget dari yang dulu gembrot, jadi kurus tinggi berkacamata.


Citra anak band semakin lekat menempel, karena aktif ngeband sejak kelas 1, dan jadi ketua band di kelas 2.


Anak band, tapi prokernya masak bareng.


Gue udah ga terlalu jadi anak kamera pas SMA, karena kameranya juga udah dibalikin ke Om gue yang waktu itu minjemin kamera buat gue belajar.


Ngomongin SMA, ada 1 lagu standar yang terlintas di pikiran gue kalo mengingat masa-masa SMA.



Tapi di sini gue nggak nyeritain love life gue pas SMA, karena bakal kepanjangan dan ga asik kayaknya buat ditulis.


Di SMA ini juga gue ternyata menemukan bakat gue yang lain.

Yaitu tidur.


Bahkan gue pernah ketiduran, pas kelas 3. Kebetulan waktu itu pelajaran akuntansi. Gue lupa nama gurunya, tapi guru itu terkenal lumayan killer lah. Plus, gue duduk di barisan paling depan waktu itu.


Gue dibangunin Ivar yang waktu itu jadi temen sebangku gue, gara-gara dipanggil guru ke depan kelas. Gue udah pasrah aja, maju ke depan, bersiap-siap dimarahin.


Ternyata tidak saudara-saudara. Gue dipanggil karena lagi bagiin hasil ulangan, tapi gue satu-satunya yang dapet nilai 100 waktu itu. *flexing to the max


Buat yang jurusan IPS pas SMA pasti tau, kalo nilai ulangan akuntansi itu cuma ada 2. Kalo nggak 100, ya 0. Alias salah sedikit aja langsung 0.


Setelah SMA, gue sedikit terpaksa lanjut kuliah ke LSPR - The London School of Public Relations. Kampus tempat dimana Ayah ngajar.


Trivia: Gue belom lulus.



Minggu, 25 Oktober 2020

25th Day: : Something (Or Someone) Inspired Of The 11th Image On Your Phone

Pertama, gambar tersebut adalah:

Panggil saja si Buluk


Dan yang terinspirasi dari foto tersebut sebenarnya adalah diri gue sendiri.


Sesimpel, anjing itu mengajarkan kesetiaan. Selama apapun tuannya pergi, sang anjing akan dengan setia menunggu kepulangan tuannya itu.


Akhirnya pun, gue jadi seneng setiap gue baru sampe rumah--yang dimana gue juga jadi ada alesan buat pulang ke rumah--karena Buluk, selalu antusias kalo gue baru nyampe rumah. Bahkan dia tau suara motor gue dari kejauhan ujung jalan rumah, dan standby menyambut gue di depan pager.


Sabtu, 24 Oktober 2020

24th Day: Lesson(s) Learned

Kita tidak dapat membuat semua pihak bahagia sekaligus.

Berbuatlah semaksimal mungkin untuk orang yang benar-benar berarti untukmu.

Jangan bergantung kepada orang untuk hal yang benar-benar kau inginkan. Bergantunglah pada kaki sendiri.


Hidup dengan mengurangi ekspektasi terhadap orang.


Jumat, 23 Oktober 2020

23rd Day: A Letter To Someone

Halo,

Naufal di masa mendatang.


Bagaimana kondisimu? Apakah keadaan membaik?

Dapatkah kau bertahan dari segala problematika hidup?


Orang selalu berkisah, dialamatkan kepadaku

Mengatakan bahwa segala masalah kehidupan yang ada

Merupakan proses belajar untuk dirimu sendiri

Agar tegar menghadapi masalah-masalah lainnya yang akan datang.


Kurasa kau pun pasti bosan mendengar itu.


Tetapi, kesiapan mental setiap orang berbeda

Aku pun menganggap kita ini lemah

Karena tidak dapat memenuhi ekspektasi orang

Untuk tidak kalah dengan keadaan yang ada


Surat ini sangat banyak dipenuhi pertanyaan

Pertanyaan akan ketidakpastian.


Bisakah kau lepas dari kondisiku saat ini?

Membaikkah segala persoalan dalam dirimu sendiri?

Atau orang-orang di sekelilingmu?

Apakah kau bersyukur tidak segera mengakhiri hidupmu?


Aku mengirimkan surat ini untuk memberikan harapan

Setidaknya aku bisa memberikan harapan dan dorongan untuk diriku sendiri, paling tidak untuk 10 tahun lamanya

Yang dimana saat ini pun aku tak sanggup membayangkan

Akan seperti apa kehidupan 10 tahun mendatang itu.


Aku hanya berharap

Dapat mengetahui jawabannya saat ini


Kamis, 22 Oktober 2020

22nd Day: Write About Today

Mood hari ini cukup membaik, setelah dapet kabar kalo charger Macbook gue dah ketemu--yang ternyata cuma keselip di tasnya Ayah. Iya, bukan gue yang lagi make laptopnya.


Hal kecil aja kadang-kadang bisa ngancurin mood gue seharian, dan udah overthinking kemana-mana.


Selain itu sih, mood gue cukup stabil hari ini (finally), cuma sekali up and down.

Itu itungannya stabil ga sih HAHA.


Belakangan ada beberapa aktivitas dan kegiatan di luar rumah belakangan ini, bikin gue kadang suka lupa kalo sekarang masih dalam masa pandemi.


Untungnya kantor gue sendiri masih WFH sih, jadi ada saatnya ngurang-ngurangin juga beraktivitas di luar. Jadi beraktivitas di luar itu ya diluar kegiatan kantoran.


Last, yang teringat oleh gue sebagai budak korporat ini, adalah besok yang merupakan hari gajian yang dimajukan. Karena seharusnya gajian itu tanggal 25 tiap bulannya. Berhubung tanggal 25 kali ini hari Minggu, maka dimajukan ke hari Jum’atnya.


Gaji yang ditunggu setiap akhir bulannya, yang akan melayang tidak lama setelah ada notifikasi SMS dari bank fasilitas penggajian.


Anyway, itu baru besok. Gue seharusnya nulis soal hari ini. Tapi hari ini lagi nggak ada yang spesial dan lagi nggak ada inspirasi juga.


Ciao~

Rabu, 21 Oktober 2020

21st Day: Write About Love

Sejujurnya, aku tak tahu apa itu cinta

Entah aku bebal, atau mati rasa

Sulit ku untuk merasakan kehangatan

Yang seringkali didambakan orang


Seperti apakah perwujudan cinta itu sebenarnya?

Bagaimanakah cinta orang tua kepada anak seharusnya?

Wanita kepada lelakinya, akankah abadi cintamu itu?

Apakah yang kau sebut cinta itu tanpa syarat?


Jika cinta memang seagung itu

Mengapa masih ada penderitaan di dunia ini?

Selasa, 20 Oktober 2020

20th Day : Celebrity Crush

Celebrity crush gue itu seorang cewek (iyalah ya). Asli Indonesia, sering dikira orang Sunda padahal orang Jawa. Lulusan sekolah musik di UK dan sekolah seni di Singapur.


Please welcome,

Risa Saraswati

Yeshh, ISYANA SARASVATI.


Orang yang jenaka ini cukup sering menghibur di sela-sela dia lagi nyanyi ataupun lagi jadi juri di ajang pencarian bakat.


Banyolannya bukan yang dibuat-buat, tapi natural aja gitu, terkesan polos banget jadinya.


Oiya, kalo gue, lebih seneng ngeliat orang yang parasnya ayu, manis kayak Isyana ini dibanding kalo ngeliat Raisa gitu si.


Makanya hari patah hati nasional versi gue bukanlah pas Raisa nikah sama Hamish Daud. Tapi pas doi nikah sama orang yang ternyata udah lama banget jadi pacarnya doi. 💔


Lalu, musikalitasnya ga diragukan lagi.


Dari awal dia debut di Indo pas lagu Tetap Dalam Jiwa, udah suka sama suaranya. Sebenernya dulu ga dengerin dia banget sih, jadi ga terlalu tau juga lagunya apaan aja. Paling taunya lagu itu sama Keep Being You.


Suaranya adem didengernya. Bagai dengerin siraman rohani oase di tengah padang pasir. Anjay.


Tapi pas album barunya yang 2019 ini keluar, alias Lexicon, langsung jatuh hati banget deh sama Isyana ini. Jatuh hatinya yang banget banget bangetan gitu.


Ga nyangka aja di album baru ini, genre yang ditonjolin bener-bener beda dari apa yang bikin dia terkenal pas awal debutnya. Terutama lagunya yang judulnya sama kayak nama albumnya, Lexicon. Berasa dengerin Dream Theater sama Muse digabung jadi satu. Tapi kalo gue baca-baca sih, Lexicon ini masuknya ke baroque metal.


Trivia deh sebagai penutup.

Pernah ikut tutti challenge yang dibuat Isyana di IG-nya dengan hestek #isyanatuttichallenge. Jantung langsung membuncah ketika beliau nge-like dan comment, tak lupa share video saya ke sosial medianya.



Btw ini pideonya gess




Senin, 19 Oktober 2020

19th Day: My First Love

Well, first love versi gue yang sekarang atau pas cinta monyet jaman dulu?


Gue rasa kalo istilahnya first love, lebih cocok buat menjelaskan opsi kedua ya.


Pertama banget suka sama cewek yang “banget” itu pas udah kelas 6 SD. Waktu itu sih cupu, cuma berani nembak lewat SMS, itu pun pake lirik lagu. Dimana lirik lagunya pun sebenernya sama sekali nggak tepat buat nembak.



Kata yang ku ucapkan ini

Yang sebenarnya dari hati

Bila saja kau mendengar

Harusnya kau mengerti

Mata ini tak terpejam

Bila menjelang malam

Dalam hati dan pikirku

Hanya ada pertanyaan

Bila kau memang milikku

Cepatlah kau kembali

Hinakah bilaku memohonmu?

Kembali padaku di sini

Ku tunggu jawabanmu untukku

Kuharap jawaban terbaik


Btw, ini lirik lagunya GIGI yang judulnya “Bila”.


Jawaban doi? Ga perlu ditanya kan ya? 😅

 

 


Skip 10 tahun setelah itu, gue baru tau ternyata salah satu sahabat gue (yang gue ceritain juga di blog ini) adalah mantannya si cewek yang dulu gue tembak ini.


Daun kelor selebar dunia.


Akhirnya beberapa bulan lalu pernah meet up bertiga HAHAHA. Dalam rangka merencanakan kolaborasi produk FnB yang tak kunjung terealisasi.


Dia punya usaha yang main product-nya desserts, gue dan sahabat gue produk utamanya kopi. Ya cocok kali ya kalo dikolaborasikan.

Minggu, 18 Oktober 2020

18th Day: 30 (Random) Facts About Me


  1. Procrastinator. Ga bagus banget nih.

  2. Suka mobil jadul. Sesuai sama muka

  3. Cat and dog person.

  4. Prefer motor model touring daripada fairing.

  5. Straight black coffee

  6. Barista ala-ala

  7. Alcohol for coping mechanism

  8. Suka cutting kalo lagi kumat

  9. Suka ngebut kalo sendirian

  10. Kalo ada boncengan atau penumpang jadi kalem nyetirnya

  11. Belom pernah ngerokok

  12. Ukuran sepatu segede perahu

  13. Kerja wajib dengerin lagu

  14. Ngeband tapi nggak diseriusin

  15. Foto atau videografi pun begitu

  16. Sering ngerasa rendah diri

  17. Selalu jadi “tempat sampah” kalo temen makannya ga abis

  18. Metabolisme tubuhnya kecepetan

  19. Suka kegelapan alias nyctophilia.

  20. Buta warna merah & ijo

  21. Suka lupa bales WhatsApp

  22. Pernah jadi supir taksi

  23. Sangat mudah tertidur

  24. Percaya ga percaya sama makhluk halus

  25. Pernah bikin konten ulang tahun Donal Bebek pas SD, tapi nggak tau dimuat di komiknya apa nggak.

    Kebetulan waktu itu ada 1 minggu dimana loper koran langganan gue ga ngirimin komik Donal Bebek, padahal biasanya selalu dikirimin tiap hari Senen.

    Taunya pas di sekolah, ada yang bilang kalo surat (apa puisi ya waktu itu) masuk komik Donal Bebek, sampe ditunjukkin komiknya waktu itu.

    Kalo ga salah dulu yang nunjukkin itu Nabila SY.

  26. Waktu TK, pasti nangis kalo lagu Jika-nya Melly Goeslaw abis.

  27. Pertama belajar Adobe Premiere kelas 4 SD

  28. Kuliah masscomm, kerjaannya menyangkut ke industri keuangan

  29. Suka ngulang nonton film yang udah ditonton

  30. Lebih suka tenderloin dibanding sirloin