Minggu, 04 Oktober 2020

3rd Day: Memory

 Memori, ingatan, kenangan.


Kata-kata yang identik dengan masa lampau.


Bisa dibilang gue adalah orang yang masih “tinggal” di masa lalu. Gue adalah orang yang belum “selesai” dengan diri gue sendiri.


Banyak hal yang telah terjadi di hidup gue--yang udah berjalan seperempat abad. Banyak sekali memori yang sangat membekas di ingatan gue, baik ataupun buruk.


Memang, apalah artinya hidup tanpa dinamika.


Gue jadi inget sebuah kuot (apa sih bahasa Indonesianya yang bagus?) yang kurang lebih bunyinya kayak gini:


“Janganlah kau benci akan kegelapan. Tanpa kegelapan, kau tidak akan menghargai betapa pentingnya cahaya”


Klise sih, tapi ketika kita lagi “live in the moment”, quote barusan itu bakalan terasa “gue banget nih”.


Kegelapan-kegelapan itulah yang justru membuat gue kuat bertahan sampai hari ini--walaupun gue juga struggle setengah mati ngadepin masalah-masalah itu HAHAHA. 


Terutama, soal gue kehilangan salah satu orang terdekat gue saat itu.


13 April 2016


Ternyata Tuhan lebih menyayangi orang yang waktu itu menjadi pacar gue, dibandingkan gue sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar